Fate: The Winx Saga – Ketika Peri Ikonik Tampil Lebih Gelap, Bikin Kangen tapi Juga Bikin Dahi Mengkerut?

0
Fate The Winx Saga

Berikut ini review Fate The Winx Saga – Siapa di sini yang masa kecilnya ditemani Bloom, Stella, Flora, Musa, Tecna, dan Aisha dari Winx Club? Animasi Italia yang penuh warna dan gemerlap ini memang jadi ikon bagi banyak anak 2000-an. Nah, kebayang nggak sih, pas Netflix mengumumkan bakal bikin versi live-action-nya dengan judul Fate: The Winx Saga, antusiasmenya langsung meledak! Tapi, di balik gemuruh sambutan itu, muncul juga banyak unek-unek dan perdebatan sengit dari para fans setianya.

Tayang perdana di awal 2021 dan lanjut ke musim kedua di akhir 2022, Fate: The Winx Saga ini niatnya mau ngebawa kita kembali ke Alfea, sekolah peri legendaris, tapi dengan sentuhan yang lebih gelap, realistis, dan jelas-jelas ditujukan buat penonton remaja-dewasa.

Sayangnya, adaptasi ini nggak luput dari kritikan pedas, terutama soal perubahan karakter dan alur cerita yang dianggap terlalu melenceng dari versi aslinya. Yuk, kita bedah bareng, apa sih yang bikin serial ini begitu menarik tapi juga bikin kita geleng-geleng kepala?


Winx Club vs. Fate: Beda Jauh, Kayak Bumi dan Langit?

Dilansir dari tvonlinegratis.id , Ini nih, poin paling utama yang jadi perdebatan sengit di kalangan fans. Winx Club yang kita kenal itu identik banget sama warna-warna cerah, peri-peri yang ceria, persahabatan yang manis, dan visual yang sparkly. Nah, begitu nonton Fate: The Winx Saga, rasanya kayak lagi nonton serial yang beda banget:

  • Vibe Gelap & Serius: Lupakan warna-warni pelangi! Fate punya tone yang lebih suram, lighting yang gelap, dan alur cerita yang lebih serius, bahkan ada bumbu misteri, horor, dan kekerasan yang lebih kentara. Jauh banget dari aura peri yang ceria dan penuh sparkle di kartunnya.
  • Karakter yang Berubah Total: Ini dia yang paling bikin fans ngelus dada. Beberapa karakter mengalami transformasi signifikan, mulai dari penampilan, ras, sampai kepribadiannya. Contohnya Musa yang di live-action jadi Empati (bisa merasakan emosi orang lain) padahal di kartun dia Peri Musik. Terus, Terra yang muncul sebagai pengganti Flora (Peri Bumi) di musim pertama, bikin fans protes keras karena ngilangin karakter kesayangan mereka. Representasi karakter juga jadi isu, karena beberapa perubahan dirasa kurang nangkap esensi karakter aslinya.
  • Cinta Monyet Jadi Cinta Remaja yang Kompleks: Hubungan romantis antar karakter di Fate terasa lebih rumit dan “dewasa”. Ada intrik dan konflik yang lebih dalam, beda sama kisah cinta sederhana di versi kartun.
  • Kurang Feel “Peri”-nya: Ini juga jadi keluhan. Penggemar merasa Fate kurang menonjolkan sihir peri yang magis dan glamor. Sayap peri cuma nongol di momen-momen krusial aja, dan transformasinya nggak se-kompleks dan se-ikonik di kartunnya.
Baca Juga  Menyelami Labirin Pikiran: Menggali Dimensi Psikologis dalam Novel

Perubahan-perubahan ini, meskipun tujuannya mungkin mau narik penonton yang lebih dewasa, tapi malah bikin gap sama ekspektasi para penggemar setia. Ibaratnya, mereka pengen es krim stroberi, tapi dikasih es krim kopi. Enak sih, tapi beda!


Lalu, Apa Dong Daya Tarik Fate: The Winx Saga Ini?

Meski dihujani kritik, Fate: The Winx Saga tetap punya pesonanya sendiri, terutama buat penonton baru atau kamu yang emang lagi nyari genre fantasi remaja yang lebih gelap:

  1. Pendekatan Realistis yang Bikin Relate: Serial ini berusaha ngebawa dunia sihir ke ranah yang lebih real. Konflik yang dihadapi para peri, kayak masalah identitas diri, trauma masa lalu, sampai tekanan sosial, jadi terasa lebih nyambung sama kehidupan remaja zaman sekarang.
  2. Misteri dan Ketegangan yang Bikin Penasaran: Alur ceritanya padat misteri, apalagi soal asal-usul Bloom dan ancaman para Burned Ones di musim pertama, atau musuh-musuh baru yang nongol di musim kedua. Ini bikin ketegangan terus terbangun dan bikin penonton penasaran banget sama kelanjutannya.
  3. Visual dan Efek yang Lumayan Oke: Meskipun tone-nya gelap, efek visual sihir dan desain produksinya cukup apik. Lumayan lah buat manjain mata pas ngeliat kekuatan peri dan makhluk mistis.
  4. Akting Para Pemain yang Menjanjikan: Para aktor muda seperti Abigail Cowen (Bloom), Hannah van der Westhuysen (Stella), dan Elisha Applebaum (Musa), berhasil ngebawain karakter mereka dengan cukup baik. Walaupun kadang chemistry-nya terasa kurang ngeklik, tapi usaha mereka patut diacungi jempol.
  5. Potensi Cerita yang Lebih Dalam: Terlepas dari kontroversinya, perubahan pada karakter dan alur cerita sebenernya ngebuka ruang buat pengembangan plot yang lebih kompleks dan eksplorasi psikologis yang lebih dalam. Sayang aja nggak dilanjutin.
Baca Juga  Memanjakan Mata di Layar Gadget Anda: Rekomendasi Anime dengan Grafik Terbaik yang Wajib Ditonton!

Kontroversi & Akhir yang Nggantung: Pamitnya Fate

Nah, ini nih bagian yang sedihnya. Kontroversi soal casting dan perubahan karakter, ditambah performa yang dianggap belum maksimal di musim kedua, sayangnya bikin Netflix ngambil keputusan berat: membatalkan Fate: The Winx Saga setelah dua musim. Pembatalan ini jelas bikin fans yang udah terlanjur baper sama cliffhanger di akhir musim 2 jadi kecewa berat.

Keputusan ini juga kembali manasin perdebatan tentang gimana seharusnya adaptasi live-action itu dibikin. Apakah harus setia banget sama materi aslinya, atau bebas berinovasi buat narik penonton baru? Kasus Fate: The Winx Saga ini jadi pelajaran menarik tentang tantangan berat dalam nyamain ekspektasi penggemar setia dengan visi kreatif yang beda.


Jadi, Perlu Nggak Sih Nonton Fate Ini?

Menurut kami, Fate: The Winx Saga ini serial yang menarik untuk dibahas karena kompleksitasnya. Dia mencoba ngeramu ulang nostalgia Winx Club dengan sentuhan yang lebih dewasa dan gelap. Ibaratnya, ini bukan kartun Winx Club yang dulu, tapi versi remaja yang udah ngalamin banyak hal.

Meskipun perjalanannya harus berakhir singkat, serial ini tetap menawarkan tontonan fantasi remaja yang layak disimak bagi kamu yang mencari kisah sihir dengan nuansa berbeda.

Terlepas dari segala pro dan kontranya, Fate: The Winx Saga tetap jadi bagian dari warisan Winx Club yang terus berevolusi. Jadi, kalau kamu penasaran dan nggak terlalu fanatik sama versi kartunnya, coba aja tonton! Siapa tahu kamu malah jatuh cinta sama versi gelapnya ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *